Oleh: Aldrich Unpapar

YinniHao.id- 18 Februari 2022, adalah hari pertamaku menginjakkan kaki di Taiwan. Pada saat itu, masih diberlakukannya regulasi karantina bagi setiap pendatang dari luar negeri, termasuk mahasiswa internasional sepertiku. Selama karantina di hotel, tiap harinya aku berkomunikasi dengan petugas hotel melalui Line. Aku tidak mengalami yang namanya language barrier, karena ya memang para pegawai hotel dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dengan lancar. Sehingga aku menyimpulkan orang-orang Taiwan dapat berbicara bahasa Inggris.


Nyatanya, kesimpulanku tidaklah benar. Semua dimulai dari ketika aku memesan taksi untuk mengantarkanku ke asrama kampus dari hotel karantina. Aku mengalami kendala dalam berkomunikasi karena sang sopir tidak bisa berbahasa Inggris, sampai-sampai si sopir meminta tolong pegawai hotel tempatku karantina untuk membantunya berkomunikasi denganku. Namun nyatanya itu tidak terlalu membantu, karena aku diturunkan oleh sopir taksi dititik lokasi yang masih cukup jauh dari kampus. Aku telah berusaha mengatakan kepadanya jika kita masih harus melewati beberapa perempatan lampu merah lagi, tetapi yang kulihat hanyalah si sopir yang bengong melihatku berbicara dalam bahasa Inggris. Alhasil aku mengalah turun dan membawa barang-barangku yang cukup berat ini dengan berjalan kaki ke asrama.


Dalam beberapa minggu pertama di kampus, membeli makanan adalah tantangan yang rutin kuhadapi tiap harinya. Meskipun aku berbicara dengan bahasa Inggris yang simpel, mereka belum tentu paham akan maksud dari omonganku tersebut. Terkadang aku mengalami makanan dan minuman yang tidak sesuai dengan pesanan. Aku memaklumi hal tersebut karena terkendala bahasa. Dari situlah aku tersadar bahwa aku harus belajar bahasa Chinese meskipun aku berkuliah di jurusan yang full English.


Sebenarnya, masih banyak lagi kendala yang kualami sebagai mahasiswa internasionl dengan zero Chinese language skill yang berkuliah di Taiwan, seperti contohnya aku harus menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi saat membeli gitar dan kesulitan mencari kerja paruh waktu karena persyaratan bahasa. Namun itu semua kuanggap sebagai tantangan bagi diriku sendiri untuk survive di Taiwan dan aku pun mulai sedikit-sedikit belajar bahasa Chinese meskipun hanya percakapan dalam memesan makanan.


Kini, sudah sepuluh bulan aku tinggal di Taiwan, dan beberapa hal yang dapat kupetik dari pengalamanku adalah, belajarlah bahasa Chinese sebelum datang ke Taiwan! Setidaknya percakapan sederhana untuk beli makanan. Selama ini, aku selalu memulai percakapan duluan dalam bahasa Inggris sebelum mereka yang menyapaku jika ingin memesan makanan agar mereka mengetahui bahwa aku ini adalah foreigner. Sehingga mereka akan menyesuaikan bagaimana cara melayaniku yang tidak dapat berbicara dalam bahasa Chinese ini. Jika ingin menaiki taksi, usahakan untuk menunjukkan alamat di Google map yang sudah di translate ke Chinese, ini akan memudahkan sopir untuk mengantarkanmu ke tempat tujuan.


Sebagai tambahan, aku menyadari bahwa sebenarnya orang Taiwan dapat berbicara bahasa Inggris. Akan tetapi, mereka terlihat takut atau tidak percaya diri untuk berbicara bahasa Inggris dengan orang asing. Sangat berbeda dengan orang Indonesia yang sangat percaya diri ketika bertemu dengan bule walaupun dengan bahasa Inggris yang seadanya.


Sekian secuil cerita pengalaman dariku. Ya aku tau, kalau aku orang yang nekat untuk pergi ke Taiwan tanpa modal bahasa lokal sedikitpun. Cerita ini bukan bermaksud untuk menakuti-nakutimu yang tidak bisa mengerti bahasa Chinese dan ingin berkuliah di Taiwan. Karena sepengatahuanku, biasanya staff, dosen, professor, dan orang-orang di lingkungan kampus dapat berbahasa Inggris. Namun, alangkah baiknya jika kamu juga memiliki kemampuan bahasa negara setempat.

Penulis merupakan mahasiswa yang kebanyakan hobi, melamun salah satunya. Saat ini, dia sedang menempuh pendidikan di program Global of Business Administration in Finance di National Taipei University, New Taipei City, Taiwan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *